DAMAIQQ - Cerita ini bermula saat aku di bangku kuliah dulu. Aku kuliah di
sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Informatika di Jakarta Selatan. Singkatnya,
banyaknya waktu luang yang aku punya sepulang kuliah membuat aku ingin
mencari kesibukan baru. Sampailah dimana aku mempunyai kebiasaan
chatting melalui MIRC.
Setiap hari sepulang kuliah, aku selalu menyempatkan diri untuk pergi
ke warnet utuk chatting atau sekedar browsing mencari-cari gambar atau
filem bokep. Di chatting, aku berkenalan dengan seorang wanita bernama
Jenny, mahasiswi Desain grafis di salah satu Universitas di Jakarta.
Hampir setiap hari aku chat dengannya. Sekedar basa basi atau saling
curhat satu sama lain. Kami berdua sering bertukar foto via E-mail,
karena dulu belum tahu friendster dan hp belum bisa MMS, Tounge.gif
sejujurnya, Jenny tidak cantik, cenderung tomboy dan dia anak Indies
(tahu donk). Yang membuat saya tertarik adalah dia berkulit putih bersih
dan enak untuk diajak ngobrol. Pembawaannya selalu ceria, seolah dia
tidak pernah merasakan sedih.
Sampai suatu hari kami sepakat untuk kopi darat. aku menentukan
tempatnya, yaitu di Mall Season City. Oh iya, Jenny bertempat tinggal di
Jembatan Lima, jadi untuk ke kosan Jenny mungkin jaraknya lumayan jauh.
Tapi aku menjanjikan akan mengantar dia pulang nanti.
Hari pertemuan pun tiba. Jantungku lumayan berdebar. Setelah bertemu
debaran jantungku semakin kencang tapi lama kelamaan hilang setelah kami
mulai mengobrol. Kami berjalan-jalan sebentar dan mampir di McD untuk
makan. Setelah selesai makan, dia memintaku mengantarnya pulang.
Saat itu aku belum punya kendaraan pribadi, jadi aku menemaninya naik
bus. Bus yang kami naiki waktu itu adalah Patas AC dan kondisi bus
sepi. Hanya di bagian depan sampai baris ketiga saja yang terisi.
Sisanya di belakang hanya ada sepasang penumpang. Lalu kami bergegas
naik dan dia mengajak aku duduk di kursi no.2 dari belakang, tepat
disamping pintu keluar belakang.
Di perjalanan kami mengobrol dan
bersenda gurau. Saat bersenda gurau itu aku tidak sengaja menyenggol
payudaranya, aku takut dan panik, takut dia marah. Tapi ternyata dia
bilang “kok Cuma nyenggol sih, kamu pegang juga ga apa-apa kok”. Serasa
diberi lampu hijau, aku mulai meremas-remas payudaranya sambil menciumi
bibirnya. Tanganku mulai masuk ke dalam kausnya yang terbalut oleh
jaket. Aku pilin-pilin puting payudaranya sambil sesekali aku
remas-remas payudaranya. Sambil mendesah dia berkata, “masukan tangan
kamu ke celana aku say”. Tanpa pikir panjang, aku mulai memasukan
tanganku ke dalam celana dalamnya, dan ternyata sudah mulai basah. Lalu
aku usap-usap klitorisnya dengan lembut, sampai bibir vaginanya menjadi
lebih basah.
Tanpa terasa, kami tiba di tempat tujuan. Kami bergegas turun dan
lalu dia mengajakku ke warnet tempat dia biasa online. Setiba disana
kondisi warnet sepi, hanya ada operatornya saja. Dia kenal baik dengan
operatornya. Kondisi warnet seperti pada umumnya, disekat hanya sebatas
dada orang dewasa. Di belakang ada ruangan khusus tempat OP biasa
istirahat dan toilet di sebelahnya. Kami memilih PC di bagian paling
belakang. Kami muai browsing, dari mulai membuka situs-situs music,
sampai membuka situs-situs porno. Oh iya, posisi duduk antara aku dengan
dia adalah aku duduk di belakang dan dia setengah berpangku di kedua
belah pahaku. Posisi yang “sangat strategis” untuk menjelajah ke setiap
jengkal tubuhnya.
Saat dia mulai membuka situs porno, dia mulai terangsang. Kupikir inilah
tandaku untuk memulai. Aku mulai dengan meremas-remas kedua belah
payudaranya. Lalu aku membuka baju dan bhnya sampai terlihat jelas kedua
belah payudaranya. Putih bersih, dengan puting berwarna merah jambu.
Aku mulai mengulum-ngulum puting payudaranya sambil tangan kananku
meremas payudara kirinya dan tangan kiriku menjelajah ke dalam
celananya. Aku buka kancing dan resleting celananya, agar tanganku lebih
leluasa menyentuh klitoris dan lubang vaginanya. Jari tengahku
perlahan-lahan aku masukan kedalam vaginanya yang sudah mulai basah.
Dengan gerakan lambat aku mainkan jari-jariku di antara lubang vaginanya
dengan posisi jari tengahku masuk kedalamnya. Semakin lama gerakan
jari-jariku semakin cepat. Kukulum puting payudaranya dengan sesekali
kumainkan lidahku. Remasan tanganku semakin kencang ke payudaranya.
Sampai akhirnya dia mencapai klimaks dan aku memeluknya erat.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Dia minta izin untuk pulang dan
mandi, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari warnet. Ternyata dia
terkadang saat weekend menjadi operator di warnet itu, dan hari itu
adalah hari dimana dia mendapat giliran untuk menjadi Operator. Kurang
lebih satu jam lamanya aku menunggu, akhirnya dia tiba. Dengan wajah
yang lebih segar, memakai kaos ketat dengan rok mini berbahan jeans
berwarna biru. Saat dia mendekat, kuhirup harumnya wangi parfum yang dia
semprotkan ketubuhnya. Jujur, birahiku menjadi naik karenanya.
Sesaat kemudian, dia memulai tugasnya dan Operator yang satunya lagi
izin pulang. Warnet hanya berisi 2 user. Dalam hati aku berharap kedua
user itu cepat selesai onlinenya, supaya aku bias berduaan dengan Jenny.
Setengah jam berlalu, user terakhir akhirnya pulang. Tanpa basa basi,
dia pun membalik tulisan open menjadi close dan kemudian mengunci pintu
warnet. Dia lalu menuntunku ke belakang, ke tempat dimana operator
biasa beristirahat. Dia mulai menciumi bibirku dan aku balas dengan
memainkan lidahku. Tangannya mulai menjelajah ke dadaku, lalu turun ke
perutku dan kemudian berhenti diantara selangkanganku. Dia mulai
meraba-raba penisku yang makin lama makin tegang berdiri. Kancing
celanaku dibukanya dan perlahan resleting celanaku diturunkannya.
Tinggalah aku dengan hanya memakai celana dalam dengan kaus masih
melekat. Kemudian dia buka celana dalamku dan menyembulah penisku yang
sudah tegak berdiri. Dia mulai mengocok-ngocok penisku dengan lembut
dengan sesekali menciumi kepalanya. Sesaat kemudian ia mulai memainkan
lidahnya, menjilati penisku dan mengulumnya dengan perlahan. Dengan
gerakan yang sangat lembut dia gerakan bibirnya maju mundur, sambil
sesekali menghisap, membuat aku melayang.
5 menit sudah ia memainkan ‘punyaku’. Tiba giliranku untuk
mengerjainya. Aku mulai dengan membuka kaosnya sambil sesekali aku ciumi
kedua payudaranya. Kubuka BHnya dengan perlahan, hingga terlihat jelas
kedua belah payudaranya yang tidak terlalu besar. Aku mulai dengan
meremas, kemudian mengulum putingnya, menghisap sambil memainkan
jari-jariku di atas payudaranya. Setelah puas, aku mulai menurunkan
celana dalamnya. Celana dalam berwarna biru dengan motif polkadot.
Sehingga terlihat jelaslah vaginanya yang memiliki bulu kemaluan yang
tidak terlalu banyak. Kurebahkan dia di lantai yang beralaskan karpet,
dan aku ganjal pantatnya dengan bantal agar pandanganku jelas. Kumulai
menjilati klitorisnya, dan mengulum labianya. Sesekali aku masukan
lidahku kedalam lubang vaginanya. Kumainkan bulu kemaluannya yang halus
dengan lidah tetap menjilati dan mengulum klitorisnya. Lalu aku masukan
jari tengahku kedalam vaginanya.
Dengan gerakan yang perlahan aku
mainkan jari tengahku, dengan lidah masih bermain-main dengan
klitorisnya. Mendekati klimaks, aku hentikan gerakan lidah dan jariku
dan memulai posisi missionary. Aku mulai masukan penisku ke dalam
vaginanya dengan perlahan, lalu mengeluarkannya dengan perlahan dan aku
lakukan berulang-ulang. Dengan ritme yang lambat, kurasakan sensasi yang
belum pernah kurasakan sebelumnya. Diapun sepertinya menikmati
gerakan-gerakan yang aku lakukan. Setelah 5 menit, kemudian kami
berganti posisi doggy style.
Dengan perlahan aku gerakan tubuhku maju
mundur sambil sesekali mempercepat ritme, kemudian memperlambat lagi,
begitu seterusnya. Sampai pada akhirnya dia hampir mencapai klimaks,
akupun sepertinya sudah tak bisa lagi menahan keluarnya sperma. Dia
berkata, “keluarkan didalam saja, aku tadi sudah minum pil KB”. Hatiku
berteriak kegirangan, karena belum pernah seumur-umur bisa ngeluarin di
dalam. Dengan beberapa gerakan saja kami berdua pun mencapai klimaks.
Dia merasakan hangatnya spermaku yang keluar di dalam vaginanya.
Sedangkan aku merasakan bagaimana vaginanya berdenyut seperti
menghisap-hisap penisku, luar biasa. Beberapa saat aku diamkan penisku
di dalam vaginanya. Setelah itu kamipun membersihkan diri di toilet. Dan
kemudian mulai memakai kembali pakaian kami.
Selesai itu, kamipun berpelukan. Lalu dia membisikan kata “terima
kasih buat hari ini, aku bahagia”. Dalam hati aku hanya bisa tersenyum,
akupun bahagia, pikirku. Hari ini takkan pernah hilang dalam memoriku
sungguh pengalaman yg tak terlupakan dalam hidupku.