DAMAIQQ - Namaku Adith, umurku 30 tahun dengan tinggi badan 175 cm dan berat
badan 72 kg. Aku kini bekerja sebagai supervisor di salah satu
perusahaan di Jakarta. Aku lebih menyukai wanita setengah baya. Aku
sangat suka membaca cerita di ceritaseks15.com khususnya di bagian “
Tante ”. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri,
Tante Mulat.
Cerita seks yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang
kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah
kebetulan. kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku
masih berusia 24 tahun. Aku mempunyai seorang tante bernama Lina yang
umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Mulat adalah Adik dari Mamaku. Tante
Mulat sudah menjanda selama lima tahun.
Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak.
Tante Mulat sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum
suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari
rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Mulat
ini orangnya menurutku seksi sekali.
Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya
sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata
soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan
betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma
mengobrol dengan Tante Mulat yang seksi ini dan dia itu orangnya supel
benar tidak canggung cerita-cerita denganku.
Dari cerita Tante Mulat bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya
kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya
menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali
aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku
lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya.
Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku
tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan
marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk
bisa mendapatkan Tante Mulat semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki
Tante Mulat saat nabis mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja.
Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka
handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia
sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari
belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya
malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun
pergi ke rumah Tante Mulat.
Sesampai di rumahnya, Tante Mulat baru akan bersiap makan dan sedang
duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita,
tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Mulat memintaku menginap
saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa
aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali.
“Dith, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk
belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku. “Oh ya tante,
Adithth boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku.
“Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku
memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno.
Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang
sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus
batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena
aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu Tante Mulat masuk
menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu.
Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang
sedang tegang itu. Tante Mulat sempat terbelalak melihat batang
kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil
tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Dith?” tanyanya.
“Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi
Tante Mulat sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus
batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma
pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya.
“Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan
lama-lama yah” kata Tante Mulat lagi. Setelah itu aku berupaya meredam
ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante
dan menemani Tante Mulat nonton film horor yang kebetulan juga banyak
mengumbar adegan-adegan syur.
Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya
batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Mulat sudah
memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena
aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan.
Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh
buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin
tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna
membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante
Mulat rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
“Lagi ngapain sih kamu, Dith?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak
apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu Tante Mulat mendekatiku
sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah,
Dith, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba
mengendalikan diri.
Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin
rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini
tidak dirasakan olehku saja, Tante Mulat pun rupanya sudah agak
terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu tante seksi nggak, Dith?” tanyanya. “Wah seksi sekali
tante” kataku.
“Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan
payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong,
abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya
benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena Tante
Mulat terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..
“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..”
Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku
sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba
mendekatkan diri pada Tante Mulat. “Wahh barang kamu lumayan juga, Dith”
katanya.
“Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi
aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah,
Dith” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh
jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah
yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu
nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku
agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah
sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk
mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Dith.. Kamu nakal ya” kata tante
sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
“Loh kok dilepas sih Dith?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku.
“Oohh nggak lah, Dith.. Kemari deh”. Tanganku digenggam Tante Mulat,
kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin
berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga
semakin membuatku penasaran.
Lalu aku pun mencoba mencium Tante Mulat, sungguh di luar dugaanku,
Tante Mulat menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman
dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal
sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Dith.. Terusin Diith.. Malam ini
kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.
“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan
Dith”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang
besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku,
langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.
“Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
“Teruuss.. Teerruuss Dith.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati
putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai
mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas
kulihat tangan Tante Mulat sedang mengelus-elus bagian klitorisnya
sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk
kulepaskan.
“Aahh buka saja Dith.. Ahh” Nafas Tante Mulat terengah-engah menahan
nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi.
Sekarang Tante Mulat sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang
penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk
menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu.
“Arrhh.. Sshh.. Enak Dith.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas
jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk
menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan
nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti
mengecat saja. Tante Mulat semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya.
“Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu
kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan
jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa
saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme.
Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa
keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh.. Tante udah
keeluuaarr Diith.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya
digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir
kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian
tubuhnya tenang seperti lemas sekali.
“Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan
kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang
kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Mulat. Sementara
itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh Tante Mulat
dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras
itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
“Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya
tubuh tante”. Tangan Tante Mulat segera menggerayangi batang kemaluanku
lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa
sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh
tangan Tante Mulat. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus
meremas-remas payudaranya yang indah itu.
Rupanya Tante Mulat mulai terangsang kembali ketika tanganku
meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah
tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting
susunya sehingga Tante Mulat menjAdi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka
sekali sama dada tante yah, Dith?” “Iya Tante abis tetek tante
bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap
kencang..”
“Aahh kamu memang pandai muji orang, Dith..” Sementara itu tangannya
masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna
kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Mulat mulai
menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun
mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Mulat
berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.
Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang
telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh
kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan
nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Mulat. Lalu dia mulai
membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya
sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku
sehingga basah oleh ludahnya.
Selang beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai
merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang
kemaluanku lalu kuangkat Tante Mulat kemudian kudorong perlahan sehingga
dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya
sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
“Aahh Dith, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante
udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan
kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang
kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung
memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya
sehingga Tante Mulat lagi-lagi menjerit keenakan..
“Aahh.. Aahh.. Ayolah Dith, jangan tanggung-tanggung masukiinn..”
Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya
lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang
sudah tegang sekali itu.
“Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Dith.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku
mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante
Mulat sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang
kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai
kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat
Tante Mulat juga ikut-ikutan bergoyang.
Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Mulat menjAdikan
batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya
yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus
menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya.
Sementara itu tangan Tante Mulat mendekap pantatku keras-keras sehingga
kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.
“Oohh.. Sshh.. Dith.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar
rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan
ini. “Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh Tante Mulat
kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia
kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang
kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang
menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Dith.. Tante
sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar
lagi juga Adithth keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang
kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..”
“Terusin Dith.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan Tante Mulat membuatku
semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.
“Aauuhh pelan-pelan Dith, aahh.. Sshh” “Aduh tante bentar lagi aku udah
mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Dith.. Keluarin di dalam aja yah..
Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju
kamu..”
“Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga
posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh..
Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Adith mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk
Tante Mulat sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, Tante
Mulat memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat
tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah
tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott..
“Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih
menggumuli tubuh Tante Mulat untuk menuntaskan semprotan maniku itu.
Lalu Tante Mulat menbelai-belai rambutku.
“Ah kamu ternyata seorang jagoan, Dith..” Setelah itu dia mencabut
batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke
dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang
kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling
berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali.
Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang
kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun
berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku.
Karena merasa malu, Tante Mulat pun pindah ke Bandung dan menjalankan
usahanya di sana.
Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Mulat dan semenjak kepindahannya, Tante Mulat tidak pernah menghubungiku lagi. QQKARTU